Ketika seseorang menikah (laki-laki maupun perempuan) secara otomatis dirinya akan memperoleh orang tua baru, yaitu Mertua.

Mertua adalah orang tua dari pasangan kita. Orang yang paling berjasa mengasuh dan merawat pasangan kita dari kecil hingga dewasa. Namun tak jarang kita temukan ketidakcocokan antara mertua dan menantu karena alasan yang sepele. Terkadang membuat pertikaian yang sangat besar. Karena ego yang tinggi tak satupun mau mengalah. Seharusnya sebagai menantu kita yang harus mengalah.

Dalam tuntutan agama, seorang perempuan wajib patuh kepada kedua orang tuanya, bahkan dalam riwayat ia tidak diperbolehkan untuk membantahnya, untuk sekedar mengatakan ah saja tidak boleh, Firman Allah Qs 17:23

Namun hal itu beralih ketika ia sudah bersuami. Ia diperintahkan mendahulukan keperluan suaminya, bahkan mertuanya mendapat posisi yang didahulukan ketimbang orang tuanya sendiri dalam kaitan ia mentaati suaminya.

Aku adalah wanita yang paling beruntung dipertemukan dengan ibu mertua yang dapat menjadi pembuka mata hatiku. Tak terasa tiga tahun sudah kami ditinggal beliau kembali menghadap Sang khalik. Semoga Husnul Khatimah dan ditempatkan di Surga-Nya, Amin YRA. Ada banyak hal yang istimewa semasa hidupnya, tapi ada satu hal yang sangat membekas dihati ini yaitu beliau selalu mengajarkan kami untuk selalu berbagi. Padahal bisa dikatakan beliau juga masih belum tercukupi karena beliau telah sepuh tidak punya pensiun. Setiap bulannya hanya mengandalkan pemberian anak-anaknya saja. Tapi beliau selalu bersyukur apa yang didapatnya.

Pengalaman yang tak mungkin terlupakan saat pergi menjalankan ibadah umroh bersama beliau. Diperjalan umroh itu beliau begitu bersemangat dan tak disangka sesampai disana banyak sekali orang yang sangat perhatian pada beliau. Karena beliau bersamaku setiap kali melakukan ibadah umroh jadi nampak jelas dariku apa yang kami temui disana. Orang-orang asing yang tidak dikenal selalu mau berbagi dengan beliau apa saja kalau berjumpa dengan beliau. Suatu ketika ada seorang laki-laki setengah baya sedang makan sebuah apel, setelah beberapa saat memperhatikan beliau dengan secepat kilat mengambil pisau untuk membelah apel tersebut padahal buah itu hanya sebuah dan sedang dinikmatinya, Subhanallah. Luar biasa berbagi ini nikmatnya.